Kali ini saya akan mengutip secarik tulisan dari sebuah buku. Teori ini sangat menarik perhatian saya sehingga saya ingin membagi kepada sahabat sekalian.
Kisah dimulai dari terjadinya perjanjian antara Dajjal dengan Iblis yang terjadi ketika Dajjal berada di istana Iblis. Ketika Dajjal masuk ruangan, Iblis menyambutnya dan berjabat tangan seraya berkata, "Wahai manusia (tanda) kiamat, aku telah menantimu sejak jutaan tahun.
Aku telah membuat persiapan untukmu sejak kemunculan nabi dari Arab ini untuk kita hancurkan umatnya yang menghadang dan merintangi kita. Permusuhan antara kita dan mereka tidak akan hilang. Entah mereka yang menang atau kita yang menang. kalau kita menang, kita telah mengalahkan Allah. Kalau kita mengalahkan Allah, kita menjadi tuhan bersama-Nya, yang tidak ada sekutu bagi kita. Itulah saatnya kita mencipta sebagaimana Dia mencipta. Jika tidak, katakanlah padaku, dari mana Allah mendatangkan makhluk-makhluk ini dan menciptakannya dari kaf dan nun? Pasti Dia belajar dari tuhan sebelum-Nya dan dapat memahami rahasia-rahasianya, kemudian mengkhianatinya dan menciptakan ini dengan apa yang diketahui-Nya dari rahasia-rahasia itu. Aku dan engkau dapat mencapai apa yang telah dicapai-Nya hanya dengan memusnahkan umat ini".
Dajjal membuka mulut dan membelalakkan mata. Untuk pertama kalinya ia mendengar perkataan memuaskan dari tuhan yang menciptakan seluruh alamnya. Ia bertanya kepadanya tentang Adam dan Hawa', serta masalah godaan pada keduanya yang mengeluarkan mereka dari surga sebagaimana diberitakan dalam riwayat-riwayat agama.
Dajjal mulai mendengarkan saudara tuanya dengan penuh perhatian seakan-akan terpengaruh oleh sihir yang dimainkan penyihir professional. Perkataannya indah, idenya menarik, pandangannya menyentuh, dan isyaratnya simpatik. Seolah-olah ia adalah orang tuanya yang telah lama mencarinya. Akhirnya mereka menyepakati perjanjian tertulis. Perjanjian itu menyebutkan, "Keduanya adalah satu makhluk. Yang satu terlihat dan lainnya tidak terlihat. Tujuan persahabatan itu adalah 'menghancurkan' Islam dan kaum Muslim, menegaskan dan menampakkan kesalahan Yang Mahabesar yang telah tua-renta, dan menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi adalah umat terbaik yang diutus kepada manusia, bukan kaum Muslim yang memiliki sifat Dajjal."
Iblis terkutuk itu menyatkan kemenangan dan kecerahan dengan harapan bahwa di masa depan ia dapat melaksanakan rencananya atas anak cucu Adam. Ia mendatangi seluruh dunia Jin kafir dan setan, dan menyampaikan pidato berikut ini:
"Dengan namaku, akulah tuhan yang agung bagi duniamu dan seluruh dunia ini. Dengan nama sahabat dan pendampingku serta saudara kembarku, anak Samirah, aku senang memanjakannya dengan membuang huruf namanya, yang tidak seperti orang-orang Arab membuang huruf nama itu dengan membuang huruf akhirnya. Kami, raja, membuang dua huruf namanya sehingga sahabatku itu menjadi 'Sam' atau 'Paman Sam' bagi seluruh manusia. Ia adalah saudara dan bayanganku bagi mereka. Oleh karena itu, Paman Sam adalah paman kaliian dan paman setiap orang yang beriman kepada kami. Hari ini adalah permulaan umur baru di dalam sejarah bumi ini dan sejarah kalian. Inilah sejarah yang mengizinkan kalian untuk menguasai manusia demi bakti tuhan kalian dan saudara kembarnya. Aku adalah orang ini, dan orang ini adalah aku. Minumlah arak, karena akal perlu istirahat. Adakanlah pesta selama empat puluh hari empat puluh malam. Setelah itu, kalian akan meninggalkan saudara kembarku yang akan pergi untuk memerintah manusia dan menggantikanku. Hendaklah kita membantunya dalam membangun benteng raksasa di dalam air dan di permukaannya, serta diatas sebidang tanah di dunia ini yang dekat dengan istanaku ini. Malam ini pesta dimulai. Menyebarlah."
Pada pesta perpisahan dengan sahabatnya, dajjal pun keluar. Ia menggerakkan kapalnya beserta para pengawalnya beserta para pengawalnya yang mulai bangun dari tidur selama empat puluh hari empat puluh malam. Yang pertama kali mereka lakukan adalah bersujud kepada dajjal. Mereka berkata, "Engkau menjadi suci, wahai junjungan dan tuhanku. Engkau telah menjadikan kai mati dengan kebijaksanaanmu, dan sekarang kami menjadi hidup dengan rahmatmu." Ia menjawab, "Apakah kalian tahu berapakah umur kalian ketika mati di hadapanku?" Mereka menjawab, "Kami tidak tahu." Ia berkata, "Empat puluh hari. Hendaklah selalu membiasakan pesta kematianmu selama empat puluh hari. Pada empat puluh hari aku menghidupkan mereka sekali lagi untuk memasukkan mereka ke dalam Firdaus, namun kalian tidak melihat mereka."
Sangat disayangkan bahwa perayaan empat puluh hari menjadi perbuatan bid'ah yang diwarisi kaum Muslim dari Dajjal Yahudi dan Fir'aun yang juga merayakan empat puluh hari setelah kematiannya, karena ruh dihentikan dari penghisaban. Ini benar-benar kebohongan yang ditiru Dajjal untuk dirinya dari Fir'aun dan kemudian dari Iblis dalam pestanya. Semoga Allah melaknati mereka semua.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar:
Posting Komentar